Mahasiswa UNY Memproduksi Tayang (Tas Wayang) sebagai Upaya Melestarikan Kebudayaan yang Ramah Lingkungan


Kebudayaan di Indonesia begitu banyak salah satunya adalah seni wayang. Wayang adalah seni pertunjukan berupa drama yang khas dengan seni suara, seni sastra, seni musik, seni tutur, seni rupa, dan lain-lain. Sejak abad ke-19 sampai sekarang, wayang telah menjadi pokok bahasan serta dideskripsikan oleh para ahli. Dilansir dari web Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan bahwa tahun 2003 wayang telah diakui UNESCO sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity dan di bulan Maret 2017 pertunjukan wayang di negara Indonesia The Revelation of God through the holy spirit: recivedby Romo Resi Brotonirmoyo berhasil memikat perhatian empat belas negara sahabat. Kebudayaan seni wayang sudah mulai terkenal di dunia internasional. Bagaimana dengan kondisinya di Indonesia? Ternyata seni wayang di Indonesia justru kurang diminati. Hal ini dibuktikan dengan adanya survei di lapangan yang menyebutkan bahwa hanya 5 orang mahasiswa dari 20 orang mahasiswa, menyukai dan menonton seni pertunjukan wayang. Survei ini jelas menunjukkan bahwa seni pertunjukan wayang semakin tidak populer digenerasi saat ini. Berbagai upaya pelestarian budaya wayang sudah dilakukan, baik oleh Pemerintah maupun organisasi-organisasi yang bergerak dibidang kebudayaan. Namun dalam realitanya seni wayang belum banyak diminati masyarakat Indonesia terutama kalangan anak muda.
Era globalisasi memicu perubahan diberbagai bidang, salah satunya bidang fashion. Saat ini fashion merupakan faktor penetu dalam berpenampilan. Salah satu aksesoris pelengkap pakaian yang menjadi hal wajib digunakan agar tampil modis dan fashionable, adalah tas. Kebutuhan tas yang terus meningkat memberi peluang besar dibidang kewirausahaan.
Berangkat dari permasalahan wayang tersebut dan melihat peluang yang ada dibidang industri tas, mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta yang beranggotakan 'Aisyah Nafila Hafidza 'Anil Haq, Muhammad Hatta, Miftahul Annisah Nurfitria, Retno Mulyati, dan Burhanis Sulthon dengan dosen pembimbing Dra. Kapti Asiatun, M.Pd. membuat sebuah inovasi tas yang akan membantu melestarikan kebudayaan khususnya seni wayang. Tayang (Tas Wayang) merupakan inovasi tas dari limbah kain perca, pada bagian muka terdapat ikon wayang yang merupakan tokoh dalam Minibook Tayang, salah satu item bagian dari produk Tayang. Dengan MinibookTayang, konsumen tidak hanya dikenalkan dengan tokoh perwayangan akan tetapi juga dikenalkan dengan kisah riwayat hidup tokoh tersebut. Dalam pembuatan tasnya pun Tayang menggunakan teknik manipulation fabric yang dapat menyamarkan kesan bahwa Tayang terbuat dari limbah kain perca. Nilai ramah lingkungannya tidak hanya berasal dari penggunaan limbah kain perca saja, dalam proses pewarnaannya pun menggunakan zat warna alam sehingga limbah dari proses pewarnaannya tidak merusak lingkungan. Hal tersebut menjadikan Tayang sebagai produk unik inovatif yang ramah lingkungan dan memiliki nilai jual.


Source : https://www.kompasiana.com/burhanissulthon5741/5b4f56b6677ffb093123e022/mahasiswa-uny-memproduksi-tayang-tas-wayang-sebagai-upaya-melestarikan-kebudayaan-yang-ramah-lingkungan

Komentar

Postingan Populer